Dinamika Nama Paguyuban Warga Luwu Timur, dari KKLR-Lutim, KKBG hingga KKLT

waktu baca 4 menit
Selasa, 11 Jun 2024 13:32 0 49 Tim Redaksi
 

Makassar, MALILIPOS – Musyawarah Besar (Mubes) ke-2 Kerukunan Keluarga Luwu Timur (KKLT) telah usai.

Melalui proses yang cukup alot, Dr. dr. Abdul Rahman Rauf, Sp.OG(K) akhirnya secara aklamasi ditetapkan sebagai Ketua Umum KKLT Periode 2024-2029.

“Menetapkan Saudara Dr. dr. Abdul Rahman Rauf, Sp.OG sebagai Ketua Umum/Formateur Kerukunan Keluarga Luwu Timur Periode 2024-2029,” kata Asri Tadda yang memimpin sidang disambut aplaus meriah dari yang hadir.

Dokter Mammang, sapaan akrab dr. Abdul Rahman Rauf, terpilih secara aklamasi setelah 6 bakal calon lainnya mengundurkan diri karena tidak bersedia.

Sesuai mekanisme yang telah ditetapkan, maka secara otomatis owner Klinik InaU itu diaklamasi sebagai Ketua Umum KKLT yang baru.

Menariknya, Mubes yang dilaksanakan pada Minggu, 9 Juni 2024 lalu adalah pertama kalinya sejak KKLT didirikan sekitar 16 tahun lalu.

“Alhamdulillah, akhirnya Mubes ini bisa terlaksana dengan baik. Kami sadari betul, bahwa proses menyiapkan kegiatan ini tidak mudah. Ibarat mendorong mobil yang mogok,” kenang Muhammad Nur Muin, Ketua Panitia Pelaksana, Senin (10/06/2024).

Nama Paguyuban

Meski Mubes telah usai, namun dinamika yang terjadi dalam forum tertinggi organisasi paguyuban warga diaspora dari Kabupaten Luwu Timur itu masih terus jadi perbincangan.

Sejak awal, organisasi KKLT tidak berjalan begitu baik. Selain Ketua Prof Mansjur Nasir, perangkat organisasi lainnya sepenuhnya tidak aktif.

“Kegiatan KKLT selama ini hanya berkisar pada Buka Puasa Bersama atau Halal BI Halal serta menghadiri undangan peringatan HUT Luwu Timur di Malili saban tahun,” terang Baharuddin Solongi, Kooordinator Steering Committee (SC) Mubes II KKLT.

Sementara ekspektasi atas organisasi paguyuban warga Bumi Batara Guru ini tak pernah surut.

Kehadiran generasi muda lepasan Ikatan Pelajar Mahasiswa Indonesia Luwu Timur (IPMALUTIM) yang butuh ruang aktualisasi di tanah rantau membuat harapan itu kian membuncah.

“Beberapa tokoh menjadi inisiator agar KKLT melakukan Mubes dan pergantian kepengurusan. Setelah berulang kali diupayakan, akhirnya terlaksana juga beberapa hari lalu,” jelas Barsol, sapaan karib Baharuddin Solongi.

Salah satu agenda Mubes yang cukup menggelisahkan adalah persoalan nama organisasi paguyuban ini.

Meski sejak awal didirikan sudah bernama KKLT, tetapi kemudian berkembang pemikiran untuk melakukan penyelarasan dengan Kerukunan Keluarga Luwu Raya (KKLR), organisasi hasil penyatuan dua paguyuban besar Wija to Luwu sebelumya, yakni KKL-Raya dan KKTL (Kerukunan Keluarga Tana Luwu).

Pada Munas penyatuan KKLR  20-21 November 2021 lalu, muncul beberapa alternatif nama bagi paguyuban berbasis kabupaten dan kota dari Luwu Raya. Khusus Luwu Timur, diusulkan bernama KKLR-Luwu Timur, disingkat KKLR Lutim.

Lengkapnya adalah Kerukunan Keluarga Luwu Raya Kabupaten Luwu Timur. Statusnya sebagai Badan Pengurus Daerah (BPD), berkedudukan di Kota Makassar.

Beberapa hari sebelum Mubes KKLT, juga berkembang alternatif nama yang baru yakni Kerukunan Keluarga Batara Guru (KKBG) yang terinspirasi dari nama paguyuban lain seperti Kerukunan Keluarga Turatea (KKT) Jeneponto atau Himpunan Keluarga Massenrepulu (HIKMA).

“Ketika ditawarkan kepada forum Mubes II KKLT, mayoritas peserta masih menginginkan nama KKLT tetap digunakan karena pertimbangan historis,” tambah Barsol yang bertugas memimpin sidang pembahasan AD/ART KKLT.

Keraguan Publik

Masih eksisnya nama KKLT dan bukannya KKLR Lutim, menyulut keraguan sejumlah pihak atas komitmen paguyuban dari Luwu Timur terhadap upaya besar yang diperjuangkan KKLR, yakni mewujudkan Provinsi Luwu Raya.

Hanya saja, kekhawatiran ini dipatahkan oleh Ketua Umum KKLT yang baru terpilih, Dr. dr. Abdul Rahman Rauf, Sp.OG(K). Ia menegaskan bahwa KKLT tetaplah bagian tak terpisahkan dari misi besar KKLR.

Bahkan, kata Dokter Mammang sapaan karibnya, pada forum Mubes sempat beredar draft dokumen berjudul Mosi Integral KKLT ke KKLR.

“Jangan khawatir. Kita berkomitmen kuat dengan tujuan besar KKLR, meski nama paguyuban ini masih KKLT. Buktinya, di Mubes kemarin ada itu dokumen mosi integral KKLT,” jelasnya, Senin (10/06/2024) saat ditemui MaliliPos.com Klinik InaU, Jalan Perintis Kemerdekaan, Makassar.

Ditambahkan Dokter Mammang, hal yang pertama akan dilakukannya adalah memperbaiki database warga diaspora Lutim yang ada di Makassar dan sekitarnya.

“Nah, kalau data ini sudah jadi, tentu akan menjadi kekayaan tersendiri bagi KKLR karena kita punya peta sumber daya anggota khususnya yang berasal dari Luwu Timur. Itu bisa digunakan untuk memotori aktifitas KKLR kan,” tambahnya.

Karena itu, Dokter Mammang berharap paguyuban dari Luwu Utara, Palopo maupun Luwu dapat segera melakukan hal yang sama dengan KKLT.

“Kalau tiap paguyuban ini eksis dengan baik, punya database anggota yang jelas dan update, jelas akan mempermudah kinerja KKLR dalam mengkonsolidasikan perjuangan dengan semangat Luwu Raya,” pungkasnya. (*)