Press "Enter" to skip to content

Dalam Semalam, Lutim Digoyang Gempa Hingga 4 Kali

MALILIPOS.COM – Aktifitas gempa tektonik di wilayah Kabupaten Luwu Timur kembali terasa. Pada Kamis (23/07/2020) malam hingga dini hari tadi, tercatat 4 kali gempa bumi dirasakan di daerah ini.

Pusat Pengendalian dan Operasi Penanggulangan Bencana BPBD Luwu Timur mencatat, gempa pertama terjadi sekitar pukul 00.21 Wita, kemudian disusul gempa berikutnya pada pukul 02.56 Wita, lalu pada pukul 03.18 Wita dan terakhir pukul 04.09 Wita.

Keempat pusat gempa tersebut terjadi di wilayah Kecamatan Nuha dengan koordinat antara 2.51 LS – 121.35 BT dan hingga kini belum dilaporkan menimbulkan dampak kerusakan.

Gempa tektonik yang diduga merupakan dampak dari aktifnya Sesar Matano ini berkekuatan antara 2,8 SR hingga 3,6 SR. Pada beberapa wilayah getaran akibat gempa sangat dirasakan oleh warga.

Lemari pakaian sampai bergoyang-goyang,” kisah Fira, warga Desa Manurung, Kecamatan Malili kepada MaliliPos.com.

Atas kejadian ini, Pusdalops PB BPBD Luwu Timur akan berkoordinasi dengan BMKG Provinsi Sulawesi Selatan.

Mereka juga terus memantau bila terjadi gempa susulan melalui alat WRS 2G InaTEWS serta mengevaluasi dampak kerusakan yang ditimbulkan.

Rawan Gempa

Kabupaten Luwu Timur memang merupakan wilayah yang memiliki kerentanan bencana alam dengan skala yang cukup tinggi, terutama gempa bumi.

Hal ini terungkap dalam dokumen Kajian Risiko Bencana (KRB) Kabupaten Luwu Timur Tahun 2017-2021 yang diterbitkan oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).

Secara keseluruhan, luas bahaya gempa bumi di Kabupaten Luwu Timur yaitu 684.875 Ha yang berada pada kelas tinggi. Kelas bahaya ditentukan dengan melihat kelas bahaya maksimum dari setiap Kecamatan terpapar bahaya gempa bumi.

Dokumen KRB BNPB menunjukkan bahwa semua wilayah Kecamatan di Luwu Timur berpotensi tinggi mengalami bencana gempa bumi.

Dokumen itu juga menyebut, jumlah penduduk yang berpotensi terpapar bencana gempa bumi di Luwu Timur yaitu 277.123 jiwa yang berada pada kelas tinggi. Penentuan kelas tersebut dilihat dari kelas maksimal per kecamatan.

Yang perlu dicatat, dari hasil kajian BNPB, kapasitas pemerintah dan masyarakat Kabupaten Luwu Timur dalam menghadapi ancaman bencana gempa bumi berada pada kelas rendah.