Pelakor: Perangi Corona dari Kita dan Untuk Indonesia Sebagai Agen of Sulution di Tengah Pandemi Covid-19

waktu baca 8 menit
Senin, 29 Jun 2020 10:30 0 39 Tim Redaksi
 

Oleh: Andi M. Yusuf
(Pelajar SMA Negeri 7 Luwu Timur)

Artikel ini diikutsertakan dalam Lomba Menulis Essay Lawan Covid-19, kerjasama Pengurus Pusat Ikatan Pelajar Mahasiswa Luwu Timur (PP IPMALUTIM) dengan The Sawerigading Institue (TSI) dan MaliliPos.com

Pendahuluan

Sudah hampir 5 bulan masyarakat indonesia khusunya di Kab Luwu timur, Prov Sulawesi selatan dihantui oleh wabah COVID-19 ini, yang mana telah membuat banyak sekali perubahan secara signifikan. Mulai dari pemahanam masyarakat akan COVID-19, prilaku mereka, dan cara penanggulangannya.

Berbicara mengenai COVID-19, virus ini pertama kali ditemukan di China, tepatnya di kota Whuna pada 2019 kemarin. COVID-19 ini salah satu wabah penyakit yang penularannya sangat cepat dalam menginfeksi tubuh manusia.

Pemerintah RI telah mengeluarkan berbagai kebijakan, salah satunya ialah dengan tetap Stay At Home saja, guna memutus mata rantai COVID-19 jauh lebih pesat lagi.

Namun Stay At Home yang dianjurkan oleh pemerintah bukanlah suatu hal yang mudah diterapkan dalam diri setiap orang, sebab semua orang memiliki pemahaman dan pola fikir yang berbeda.

Bagi mereka yang baru pertama kali dalam melakukan Stay At Home akan merasa kesulitan dalam beradaptasi disituasi seperti itu, dan mungkin saja menimbulkan dampak buruk bagi kesehatan mereka.

Menurut Perserikatan Bangsa-Bangsa PBB, COVID-19 sebagai nama Virus yang tengah melanda kita, yang mana”co”artinya Corona, “vi”artinya virus, “d” artinya penyakit, Sedangkan  19 artinya tahun ditemukannya virus tersebut di China, tepatnya di kota Wuhan pada tanggal 31 Desember 2019.

Dikatakan sebagai COVID-19, karena pada umumnya penyakit ini menyerang sistem pernafasan manusia dan menimbulkan beberapa gejala apabila seseorang terinfeksi wabah penyakit, ini diantaranya:

  1. Demam tinggi
  2. Sakit tenggorokan
  3. Batuk berdahak disertai dengan pilek
  4. Dan sesak nafas

Ditengah mewabahnya COVID-19 di Bumi Ibu Pertiwi ini, beberapa sektor juga menjadi salah satu korban dari adanya COVID-19 ini, salah satunya ialah disektor Sosial, Yang mana sektor ini mempunyai peranan penting dalam menstabilkan kesejahteraan masyarakat yang satu dengan masyarakat yang lainnya.

Namun ditengah pandemi COVID-19 yang belum diketahui kapan berakhirnya, diperkirakan sektor Sosial ini akan ambruk apabila tidak dibenahi, dan salah satu dampak yang ditimbulkan dari sektor Sosial akibat imbas dari COVID-19 ini adalah :

  • Terjadinya kecemasan yang sangat berlebihan dari masyarakat dalam menanggapi COVID-19 yang akan berakibat fatal pada Psikologi seseorang.
  • Terjadinya kesenjangan diakibatkani Stay At Home yang berkepanjangan

Psikologi seseorang diyakini sebagai inti dalam fikiran apabila seseorang ingin tetap sehat, dan sebagai penentu akan keselamatan diri.

Hal itulah yang menjadi sebuah tolak ukur para mengapa mereka mengemukakan bahwa salah satu masalah yang paling besar bukanlah COVID-19 itu, melainkan apabila Psikologi seseorang menjadi rusak akibat adanya opini-opini yang dapat merusak pola fikir mereka dan Psikologi mereka.

Dalam hal ini apakah yang perlu kita lakukan dalam menanggulangi dampak-dampak tersebut agar sekiranya tidak menjadi lebih parah lagi ? sehingga kedepannya COVID-19 yang sampai saat ini belum kita ketahui kapan berakhirnya, dampak-dampak yang ditimbulkan dapat kita kendalikan.

Pembahasan

Ditengah melonjaknya COVID-19 dibumi ibu pertiwi ini, beberapa sektor yang ada seperti Sektor Sosial, menjadi salah satu sektor yang terkena imbas dari adanya COVID-19 ini.

Penyebaran virus yang sulitt untuk di lihat oleh panca indera menjadi satu awal pemicu banyaknya masyarakat yang panic akan kehadirannya wabah tersebut, ditambah lagi media elektronik sering kali menayangkan hal serupa, yang mengandung sebuah keresahan pada sebagian sebagian besar orang-orang mengalami ketakutan luar biasa, panic yang berlebihan, khawatir, yang semua itu merupakan indikator dampak COVID-19  disektor sosial.

Panik, takut, khawatir memanglah wajar bagi setiap orang dalam menyikapi COVID-19 ini. Akan tetapi apabila menyikapinya terlalu berlebihan, kemungkinan besar hal itu justru akan membuat kesehatan kita ikut terganggu, dan pada akhirnya akan memicu terjadinya penurunan Imunitas tubuh secara signifikat.

Panik atau hal-hal yang dapat membuat diri menjadi stress dan tertekan, menjadi salah satu indikator seseorang beresiko tinggi terjangkit COVID-19 dengan mudah, sebagaimana yang telah dikemukakan oleh WHO atau Organisasi Kesehatan Dunia bahwasanya mereka mengatakan, “seseorang yang mengalami Stress yang berlebihan kemunginan besar mudah terjangkit COVID-19 dikarenakan Imunitas dan ketahanan tubuh mereka melemah, maka dari itu perlu agar sekiranya seseorang untuk selalu menerapkan dalam kehidupan sehari-hari pola hidup sehat, dan mengikuti protocol kesehatan yang telah ditetapkan. Sehingga  COVID-19 sulit untuk menginfeksi tubuh mereka”.

Dalam mengatasi mindset atau pola fikir masyarakat yang terlalu berlebihan menanggapi COVID-19 ini, apa semestinya yang patut kita lakukan kepada sebagian besar masyarakat yang telah terkontaminasi dengan berbagai opini yang dapat merusak mental mereka, semangat mereka, imunitas dan ketahanan tubuh mereka? adakah solusi dalam menanggulangi hal itu agar tidak menjadi salah satu pemicu seseorang mudah terindikasi COVID-19 ?

Dalam hal ini, dibutuhkan sebuah sistem PIMT atau Pemahaman Informasi dan Media Teknologi, kepada masyarakat tentunya. Adapun maksud dari sistem PIMT ini adalah:

(1) Sistem Pemahaman

Sebagian besar masyarakat indonesia atau mereka yang memiliki pemahaman minim akan COVID-19, sangat berpotensi beresiko seseorang terjangkit COVID-19.

Mengapa demikian? dikarenakan pemahaman yang sangat sempit itulah yang memudahkan seseorang terjebak berbagai opini-opini yang dapat merusak akal sehat mereka, seperti salah satu opini yang ada di dalam sebagian besar masyarakat ini ialah “apabila kita terkena COVID-19 maka kita akan meninggal dunia”.

Opini-opini seperti itu, kadang kala membuat Psikologi masyarakat terganggu. Maka dalam mengatasi hal itu agar tidak terjadi, dibutuhkan sebuah rasa persatuan dan kesatuan kepada sesama masyarakat indonesia yang mencerminkan sila ke 3 pancasila.

Bagi mereka yang memiliki pemahaman luas akan COVID-19, baik dikalangan para pelajar yang berpendidikan, hendaknya memberikan sebuah edukasi kepada mereka yang mempunyai pemahaman yang minim. Sebab pemahaman edukasi COVID-19 dinilai sangat membantu dalam mengatasi opini-opini buruk yang dapat merusak Psikologi orang-orang.

(2) Sistem Informasi 

Dari laman cnbcindonesia.com ada lebih ratusan sumber informasi mengenai COVID-19 yang telah teruji oleh badan telekomunikasi akan ketidak benarannya. Adanya informasi Hoax/palsu tersebut dapat memicu berbagai pemahaman yang salah dan dapat berakibat fatal dalam kesehatan khususnya apabila lambat dalam penanggulangannya.

Disituasi seperti ini, peran bagi setiap orang untuk mengatasi hal itu. Bersatu padu bersama dengan memberikan edukasi dan informasi fakta yang telah teruji keasliannya, kepada semua orang yang membutuhkan khususnya. Sehingga seseorang tidak akan mudah tersesat dengan berbagai perspektif-perspektif palsu yang pada akhirnya akan berakibat fatal bagi mereka yang memiliki pemahaman minim akan COVID-19.

(3) Sistem Media dan Teknologi

Media ataupun teknologi memang sudah tidak asing lagi ditelinga kita, hampir setiap saat kita sering bersamanya. Akan tetapi media teknologi bisa saja menjadi salah satu ladang para oknum-oknum tidak bertanggung jawab melakukan aksi kurang terpuji semata-mata untuk membuat kerusuhan.

Namun disisi lain sebagian besar orang-orang juga memanfaatkan media dan teknologi sebagai hal-hal yang bermanfaat, dan berguna bagi orang lain seperti memberikan sebuah edukasi kepada orang-orang, pemahaman yang baik kepada orang-orang, dan berbagai hal-hal positif lainnya.

Disituasi seperti ini, kita tidak bisa menebak mana orang-orang yang ingin melakukan kebaikan dan mana yang ingin memanfaatkan situasi pandemi ini dengan hal-hal yang negative.

Maka sebagai seorang makhluk sosial yang sering kali beradaptasi dengan teknologi, kita harus memanfaatkan sebaik mungkin, dan tidak terlalu cepat mempercayai berbagai informasi yang ada, sebelum kita mencari lebih dalam fakta yang sebenarnya.

Selanjutnya, salah satu imbas dari COVID-19 di sektor Sosial ini adalah kesenjangan yang berakibatkan terganggunya Psikologi seseorang dan, kesehatan. Karena semua itu diakibatkan dari adanya berbagai kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah RI. Salah satunya adalah Stay At Home dengan tujuan memutus rantai COVID-19.

Namun disatu sisi, kebijakan tersebut tidak semuanya seseorang dapat merealisasikan dengan sepenuhnya, karena dampak yang ditimbulkan bagi orang-orang yang tidak terbiasa dalam melakukan aktivitas itu adalah, kesenjangan yang berakibatkan terganggunya mental dan Psikolog seseorang, stress, depresi, dan pada akhirnya merujuk pada penurunan kekebalan tubuh, yang mana semua dampak tersebut dapat beresiko tinggi bagi seseorang terjangkit COVID-19 apabila penanganannya lambat. Semua itu adalah imbas dari COVID-19 disektor sosial.

Dalam mengatasi hal tersebut terjadi, apa yang semestinya harus kita lakukan agar sekiranya Stay At Home yang tengah kita jalani saat ini dapat menghasilkan sesuatu yang bermanfaat dan menuai kontribusi besar kepada semua orang, dan juga dapat membantu menghilangkan kejenuhan akibat Stay At Home yang berkepanjangan.

Produktif

Produktif menjadi salah satu cara yang paling jituh dalam mengatasi dampak COVID-19 ini yang menyerang sektor sosial. Sebab dengan menjadi orang yang produktif, segalah bentuk masalah yang menghambat kita dapat teratasi dengan mudah.

Menjadi orang yang produktif adalah sebuah obat mujarab dalam mengatasi kesenjangan yang menghantui kita ditengah pandemi COVID-19 ini. namun dalam hal ini, kegiatan produktif apa saja yang bisa kita realisasikan walau hanya dirumah saja?

  1. Pemanfaatan teknologi (IT) dalam melakukan berbagai hal-hal positif
  2. Melakukan usaha tani (farming) dalam menjaga terjadinya krisis pangan
  3. Berolahraga, dalam meningkatkan daya tahan dan imunitas tubuh
  4. Membuat sebuah rencana setelah pandemi (Planning) dan berbagai hal produktif yang bisa kita lakukan walau hanya dirumah saja.

Kesimpulan

Ditengah masih berlangsung COVID-19 dibumi Ibu Pertiwi ini, banyak hal yang menjadi kacau akibat imbas dari COVID-19 ini, dan salah satunya ialah disektor Sosial.

Merabaknya COVID-19 ini membuat sektor sosial menjadi goyah karenannya. Mulai dari kesenjangan yang terjadi aibat Stay At Home berkepanjangan, terganggunya Psikologi seseorang, stress, deprsei dan berbagai opini-opini buruk yang membuat intesitas tubuh menjadi menurun.

Ditengah pandemi COVID-19, disinilah ajang terbesar kita untuk saling bergandengan tangan bersama,, dalam memerangi COVID-19 di bumi ibu pertiwi ini tanpa mementingan pribadi masing-masing dan memanfaatkan situasi ini dengan hal-hal negative.

Saatnya kita menjadi Agent of Solution kepada banyak orang dalam membantu mereka, menolong mereka dan bahkan ibu pertiwi ini dari ganasnya COVID-19.

Banyak hal yang bisa kita lakukan walau hanya dirumah saja, dan banyak hal yang bisa kita lakukan untuk membantu orang-orang disituasi pandemi COVID-19. Dengan menjadi orang yang produktif dan sebagai Agent of Solution semua itu dapat kita atasi.