Press "Enter" to skip to content

Angka Reproduksi (R) Corona dan ‘New Normal Life’ di Sulawesi Selatan

Oleh: Prof. Dr. Ridwan Amiruddin, SKM, M.Kes
Ketua PERSAKMI Indonesia
Ketua PAEI SulSel

MALILIPOS.COM – Memasuki ‘New Normal Life‘ pada fase pandemi Corona (Covid-19) saat ini menjadi perbincangan yang hangat di tengah masyarakat. Hal ini tidak terlepas dari rasa khawatir dari masyarakat untuk kembali beraktivitas atau masih stay at home.

Dr Hans Henri P. Kluge, Direktur Regional WHO Eropa, memberikan kriteria untuk memasuki keadaan new normal.

Beliau menjelaskan bahwa sebelum melonggarkan pembatasan, terlebih dahulu harus dipastikan kriterianya sudah diterapkan dengan baik.

Adapun kriteria yang dimaksudkan diantaranya adalah:

(1) Negara yang akan menerapkan konsep new normal harus memiliki bukti bahwa penularan COVID-19 di wilayahnya telah bisa dikendalikan.

(2) Indikator pembuktian bahwa Covid-19 di suatu wilayah telah terkendali dapat menggunakan beberapa parameter diantaranya angka reproduksi virus (R), angka fatalitas kasus (CFR) dan jumlah kasus.

Beberapa negara menggunakan angka reproduksi virus sebagai dasar pengambilan kebijakan untuk melakukan pelonggaran intervensinya.

BACA:  Polemik 'New Normal', Apa yang Harus Kita Lakukan?

Angka reproduksi virus ditentukan oleh beberapa faktor, diantaranya adalah besarnya capaian mitigasi atau intervensi kesehatan masyarakat yang diperoleh, misalnya berapa persen pencapaian program PSBB atau program lain. Katakanlah misalnya 30% atau 45%.

Semakin tinggi capaian intervensinya, maka semakin menurun angka pertumbuhan virusnya. Semakin lama waktu penggandaan virusnya dan kian rendah angka reproduksinya.

Tentu ini sangat logis, dengan pilihan intervensi yang diberikan pada saat belum ada vaksin, maka upaya yang dilakukan diharapkan dapat mengurai dan mengurangi pertumbuhan virus.

Adapun intervensi yang umum diberikan adalah; membatasi pergerakan populasi; penutupan sekolah, kantor, pusat bisnis dan program stay at home serta mengintensifkan upaya karantina dan isolasi pada kelompok OTG, ODP dan PDP serta layanan di RS.

Perhitungan R (angka penyebaran penyakit) ini dilakukan dengan menggunakan data—jumlah penduduk wilayah, jumlah orang meninggal, masuk rumah sakit, atau teruji positif mengidap virus.

Dengan perhitungan itu dapat diestimasi daya tular dari virus Covid-19 tersebut. Indikator R yang lebih dari satu menggambarkan virus corona sedang mengalami peningkatan seperti bola salju.

BACA:  Mengelola Pandemi Covid-19

Dengan R kurang dari 1 maka secara pelan tapi pasti Covid-19 akan menghilang. Ro diartikan angka pertumbuhan virus tahap awal dan Rt adalah jumlah virus pada waktu tertentu.

New Normal Life di Sulawesi Selatan

Berdasarkan perhitungan yang dilakukan dengan populasi Sulawesi Selatan sekitar 8 juta lebih, jumlah kasus covid-19 per tanggal 28 Mei 2020 sekitar 793, dengan capaian PSBB sekitar 50%, maka diperoleh situasi Ro untuk Sulsel sekitar 3,89 dengan waktu penggandaan virus sekitar 2,7 hari dengan waktu recovery atau pemulihan sekitar 10 hari dengan angka pertumbuhan harian 28%.

Kurva Angka Reproduksi Covid-19 di Sulawesi Selatan
Ilustrasi Kurva Angka Reproduksi Covid-19 di Sulawesi Selatan

Upaya mitigasi pengurangan kontak sosial sekitar 50% mampu mengurangi waktu penggandaan virus dari 2,7 hari menjadi 7,7 hari. Berdampak juga pada Reproduksi efektif Rt menjadi 1,95 dan angka pertumbuhan harian telah turun menjadi 9%.

Nah, berdasarkan analisis tersebut apakah dapat diterapkan ‘New Normal‘ di Sulsel?

Dengan diberhentikannya PSBB, sebenarnya pemerintah telah memberikan pilihan pada setiap warga untuk memasuki new normal.

Terlepas Anda suka atau tidak suka, meskipun angka reproduksi efektif masih di atas 1 yang artinya virus Corona ini masih terus tumbuh.

BACA:  Selain Kematian, Inilah 2 Ancaman Paling Menakutkan dari Pandemi Corona

Pihak otoritas tentu mempunyai pertimbangan lain. Menggerakkan sektor ekonomi yang sudah terpuruk itu juga satu pertimbangan bernegara.

Kesimpulannya, intervensi PSBB, program stay at home, work at home, pembatasan transportasi, duta Covid-19, upaya intervensi maksimal oleh RS di Sulsel cukup signifikan menekan laju pandemi Covid-19.

Hanya saja, nilai Rt 1.95 menggambarkan bahwa Corona di Sulsel masih tetap tumbuh dan memungkinkan munculnya cluster baru di waktu mendatang.

Sebagai bahan pertimbangan untuk menghentikan pandemi Covid-19 di Sulsel, upaya intervensi sebaiknya lebih difokuskan untuk menurunkan reproduksi efektif Corona dari 1.95 menjadi di bawah nilai 1.

Semoga upaya yang ada selama ini dapat lebih diintensifkan untuk menurunkan angka tersebut dan ‘New Normal Life’ dapat dijalani dengan perasaan tenang. **

Editor: Tim Redaksi