Press "Enter" to skip to content

Ayo, Berkebun Kurma!

Oleh: Sakkir Hanafi
(Wiraswasta, Ketua IKA FKM Unhas)

Rasa-rasanya tidak orang yang tidak tahu buah kurma. Buah yang berasal dari daerah Asia Barat ini telah dikonsumsi oleh jutaan orang di seluruh dunia.

Di Indonesia, buah kurma kerap diboyong para jemaah haji atau umrah sebagai buah tangan, dan biasanya juga dikonsumsi saat bulan Ramadan tiba. Kurma kerap disajikan sebagai makanan untuk berbuka puasa.

Buah yang memiliki rasa manis dan legit ini digemari masyarakat dari rentang usia anak-anak hingga dewasa. Sensasi memakan kurma setelah menahan lapar berpuasa seperti memecah keheningan mulut yang seharian tak mencecap apa-apa.

Kurma memiliki sangat banyak manfaat. Dari segi kesehatan, kurma berkhasiat untuk menambah energi dan mengobati beberapa penyakit.

Di pasaran, sudah banyak olahan suplemen yang berbahan dasar kurma. Akan tetapi, manfaat kurma dan pohonnya dari sisi lingkungan, budaya, terlebih dari sisi ekonomi belum terlalu banyak diketahui masyarakat di indonesia.

Manfaat dari sisi lingkungan pohon kurma ialah sebagai penjaga kelestarian. Di beberapa negara seperti Iran, kebun kurma kerap bersanding dengan padi. Hal itu dipercaya bisa menyempurnakan hasil panen padi tersebut. Itu pasal yang membuat kurma juga disebut tanaman penyempurna.

Kemudian, dari sisi budaya, perkebunan kurma bisa dijadikan agrowisata. Keunikan pohon kurma yang tumbuh di daerah tropis jadi nilai jual tersendiri. Hal itu menjadi modal utama untuk menarik para wisatawan.

Kebun kurma bisa jadi tempat orang bisa mengenal pembudidayaan kurma tropis, sekaligus menjadi wadah berwisata, bermain, dan belajar. Jika dikelola dengan baik, profit pun bisa didapatkan dari sana.

BACA:  Bersinergi untuk Penyediaan Pangan Nasional

Dari sisi ekonomi-bisnis, tak kurang Majalah Trubus mewartakan Supri, seorang pemilik toko kurma di Tanahabang, Jakarta Pusat, yang mampu menjual kurma dengan jumlah fantastis. Sebanyak 110-120 ton kurma terjual dalam kurun waktu 5 bulan, dari Ramadan hingga Idul Adha. Sedangkan pada hari-hari biasa, kurma sejumlah 4 ton per minggu, bisa dengan mudah laris dijual Supri.

Jadi diitilik dari sisi ekonomi-bisnis, bisnis kurma merupakan peluang yang sangat menguntungkan. Sayangnya, kurma yang beredar di pasaran itu masih diimpor dari luar negeri.

Sektor budidaya perkebunan kurma di Indonesia masih minim, belum banyak dilirik bagi pengusaha agribisnis.

Di Indonesia, pernah ada proyek budidaya kurma bernama Kurma Andalan Nusantara. Proyek ini selain untuk membudidayakan kurma di Indonesia, juga untuk menepis mitos yang beredar di tengah masyarakat bahwa “Kurma hanya bisa tumbuh di tanah para nabi”.

Maka pada Februari 2013, seorang pegiat agribisnis mendatangkan sebanyak 320 bibit kualitas unggul diimpor dari laboratorium tissue culture terkemuka di dunia, Dates Palm Development (DPD) di Inggris.

Laboratorium ini juga memasok bibit kurma yang ditanam di Thailand sekitar tahun 2005 yang sekarang menjadi terkenal dan menjadi kurma “tropis”, dan juga pemasok kebun kurma di 30 negara dunia termasuk negara-negara Timur Tengah (Rizky Amalia Rahmadani, Siti Bulkis, 2017).

Dengan membuktikan bahwa pohon kurma bisa secara maksimal dibudidayakan di daerah tropis, peluang itu perlu kita jemput.

BACA:  Porang, Harta Karun yang Terpendam di Hutan

Kita bisa berkontribusi membantu menyejahterakan petani dan menyokokong kebutuhan pangan nasional. Kita perlu ambil bagian dalam mengembangkan pohon kurma di negeri ini.

Potensi Bisnis Buah Kurma

Beberapa potensi bisnis dari buahnya para nabi ini, berdasarkan riset yang pernah dilakukan Rizky Amalia Rahmadani dan Siti Bulkis adalah sebagai berikut:

1) Memandirikan petani
Membebaskan petani dari fluktuasi dan tekanan harga pasar. Bila harga rendah, kurma bisa dijemur lalu disimpan hingga 3 tahun, sehingga bisa dijual pada saat harga baik. Dengan demikian, mereka terbebas dari dominasi dan tekanan pengepul pengijon atau pabrik pengolah dalam rangkaian supply chain (Djamil, 2016).

2) Harga pasaran yang tinggi
Di Jakarta kurma termurah (kurma curah) dijual seharga Rp 35.000/kg, sedangkan kurma termahal (Ajwa dan Barhi muda/khalal) berharga hingga Rp 1 juta/kg. Bila harga Rp 10.00/kg saja (0.01 dari harga ditawarkan di internet atau di toko) dan panen 100 kg per pohon per tahun, maka akan diperoleh Rp. 1 juta per pohon.

3) 1 pohon kurma = 1 hektar sawit
Nilai panen buah kurma jauh lebih tinggi dibandingkan dengan kelapa sawit. Satu pohon kurma dapat menghasilkan nilai ekonomi yang setara dengan satu hektar kelapa sawit. Satu hektar pohon sawit yang baik rata-rata menghasilkan buah 30 ton per tahun.

Di Kalimantan Timur harga sawit sebesar Rp 1.150/kg TBS (Tandan Buah Sawit), maka hasil pertahun yang diperoleh dari penanaman 1 hektar pohon sawit adalah Rp 34.500.000.

BACA:  Porang, Harta Karun yang Terpendam di Hutan

Sedangkan, satu pohon kurma menghasilkan 100 kg/pohon per tahun dengan harga Rp 350.000/kg (kurma varietas unggulan). Jadi 1 pohon kurma berpotensi menghasilkan Rp 35.000.000,-/pohon per tahun (Iqbal, Muhaimin, 2015). Jadi, budidaya kurma jauh lebih menguntungkan dibandingkan sawit.

4) Tanaman penyempurna
Kurma termasuk tanaman yang ramah tetangga, maka kurma biasa ditanambersama tanaman lain seperti padi (seperti di Iran dan Mesir), mangga dan buahbuahan (seperti di India dan Thailand), delima dan jeruk (seperti di Australia).

5) Peluang terciptanya industri baru
Peluang terciptanya industri baru yang dapat dikembangkan dari kurma sebagai mata-mata rantai yang lengkap dari suatu siklus sistem agribisnis berbasis kurma baik di sektor industri hulu maupun hilirnya.

Industri hulu berupa penyediaan bibit, laboratorium tissue culture, pembibitan dan kebun bibit, perkebunan, jasa polinasi dan penyedia bahan polinasi, penyediaan pupuk organik dan pemberantasan hama.

Sedangkan industri hiliran berupa pengolahan hasil perkebunan kurma, pengepakan, pasar, transportasi dan limbah pohon kurma juga dapat mengikuti tuntutan perkembangan di industri hulunya (Djamil, 2016).

Nah, sekarang bisa dibayangkan bagaimana jika kita mampu membudidayakan kurma di tanah air kita sendiri.

Kita tak perlu lagi mengimpor kurma dari luar negeri. Kita bisa memetik buah ajaib ini tanpa harus berjam-jam pergi ke Arab dan daerah di sekitarnya.

Alangkah bahagianya memakan kurma langsung dari pohonnya di kebun milik sendiri sekaligus bisa memberi dampak positif pada orang dan lingkungan di sekitar kita. Ayo berkebun kurma.