Press "Enter" to skip to content

Penguasa Jangan Lupa Diri

Oleh: M. Luthfi A. Mutty
(Anggota DPR RI 2014-2019)

MALILIPOS.COM – Saya hanya mau mengingatkan bahwa Uni Soviet dan negara-negara Blok Timur lainnya runtuh bukan karena ada serbuan dari luar.

Tapi karena para penguasanya sudah lupa daratan. Lupa diri. Mereka telah dibutakan oleh harta. Dilumpuhkan oleh jabatan. Dan ditulikan oleh pujian.

Penguasanya jadi represif. Padahal teori pemerintahan mengajarkan pemerintahan represif adalah derajat pemerintahan terendah.

Pemerintahan represif menempatkan rakyatnya sebagai musuh yang harus dicurigai dan dimata-matai. Kritik dan pandangan yang berbeda dijawab dengan penindasan. Kehadiran pemerintah akhirnya jadi horor. Rakyat senantiasa diliputi rasa takut dan saling curiga.

Di atas pemerintahan represif ada pemerintahan defensif. Yakni pemerintah yang menjawab tuntutan atau kritik, dengan argumen “pembenaran”. Bukan kebenaran.

BACA:  Pemerintah Tidak Boleh Menyerah Hadapi Pandemi Covid-19

Derajat pemerintahan di atas defensif adalah responsif. Yakni pemerintah yang menjawab tuntutan, harapan dan kritik rakyatnya dengan perbaikan kinerja. Tuntutan, harapan dan kritik rakyat dijadikan feedback dalam merumuskan kebijakan-kebijakan.

Derajat pemerintahan tertinggi adalah sensitif. Yakni pemerintah yang memiliki kepekaan yang tinggi atas berbagai isu yang berkembang di masyarakat. Pemerintah memberi sebelum rakyat meminta.

Pemerintah yang sensitif hanya mungkin terjadi jika pemerintahnya tidak membuat jarak dengan rakyat. Sehingga mampu melihat apa yang tidak nampak. Mendengar apa yang tidak terucap.

Dalam skala mikro, derajat pemerintahan seperti di atas sering pula di jumpai di tingkat organisasi. Organisasi apa saja. Terutama organisasi pemerintahan. **

Editor: Tim Redaksi