Press "Enter" to skip to content

Etos Gotong Royong Sebagai Kekuatan Luwu Timur Bersatu Lawan Covid-19

Oleh: Nurhayati
(Mahasiswi IAIN Palopo)

Artikel ini diikutsertakan dalam Lomba Menulis Essay Lawan Covid-19, kerjasama Pengurus Pusat Ikatan Pelajar Mahasiswa Luwu Timur (PP IPMALUTIM) dengan The Sawerigading Institue (TSI) dan MaliliPos.com

Novel coronavirus (CoV) adalah galur baru dari coronavirus. Penyakit ini diidentifikasi pertama kali di Wuhan, Tiongkok, diberi nama coronavirus disease 2019 (COVID-19)-‘CO’ berasal dari corona, ‘VI’ berasal dari virus, dan ‘D’ berasal dari disease (penyakit).

Sebelumnya, penyakit ini disebut dengan ‘2019 novel coronavirus’ atau ‘2019-nCoV.’ COVID-19 adalah virus baru yang berasal dari satu keluarga yang sama dengan Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS) dan beberapa jenis flu biasa.

Kini wabah covid-19 telah berubah menjadi pandemi sejak ditetapkan oleh World Health Organization (WHO) pada hari Kamis, 12 Maret 2020. Dirjen WHO, Dr Tedros Adhanom Ghebreyesus, mengatakan, penetapan ini dilakukan mengingat “tingkat penyebaran dan keparahan yang menghawatirkan” dari virus corona.

Pandemi menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) ialah wabah yang berjangkit serempak di mana-mana, meliputi daerah geografi yang luas.

Hingga kini sudah 215 negara terdampak pandemi tersebut. Tentu dengan beralihnya status ini tidak mengubah cara kerja dari covid-19, tetapi yang diharapkan adalah berimplikasi pada penanganan penyebaran terhadap covid ini semakin masif.

Di Indonesia saat ini terupdate 17 Juni 2020 jumlah kabupaten yang terdampak sebanyak 431 dengan total kasus terkonfirmasi berjumlah 40.400 orang, sedangkan kasus yang meninggal sudah mencapai angka 2.231 orang.

Kasus sembuh telah mencapai 15.703 orang dengan yang masih dalam perawatan berjumlah 22.466 orang. Sedangkan PDP (Pasien Dalam Pengawasan) berjumlah 13.510 orang dengan ODP (Orang Dalam Pemantauan) berjumlah 29.124 orang. Dalam hal ini tentu diperkirakan jumlahnya akan terus meningkat.

Semakin meningkatnya kasus terkonfirmasi bahkan sehari dapat seribu lebih orang yang terkonfirmasi positif hasil dari semakin masifnya pemeriksaan baik dengan PCR dan TCM. Kini metode PCR (Polymerase Chain Reaction di 110 laboratorium, TCM (Test Cepat Melokuker) di 82 laboratorium, dan laboratorium jejaring (RT-PCR dan TCM) di 222 laboratorium.

Di Luwu Timur sebagai salah satu kabupaten yang ikut terdampak pandemi ini memiliki angka yang cukup tinggi. Sebanyak 418 orang terkonfirmasi positif, dengan yang telah sembuh 207 orang. Sedangkan total  PDP 60 orang dan selesai pengawasan sebanyak 45 orang, terdapat pasien meninggal sebanyak 4 orang, serta ODP sebanyak 410 orang dan yang selesai dipantau 398 orang.

Orang Tanpa Gejala (OTG) menunjukkan angka 1133 orang dan telah selesai pemantauan sampai 910 orang. Meningkatkannya angka kesembuhan masyarakat Luwu Timur dari berbagai kecamatan yang terlihat signifikan dirasakan oleh Juru Bicara Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan (TGPP) Luwu Timur, Masdin mengatakan hal tersebut tak terlepas dari dedikasi para perawat yang senantiasa merawat masyarakat yang terpapar covid-19 ini sampai sembuh.

Sudah selama tiga bulan lebih berlalu, masyarakat melakukan jaga jarak dengan beraktivitas di dalam rumah. Termasuk Luwu Timur sebagai kabupaten dengan masyarakat notabene petani dan pedagang, banyak yang beraktivitas di luar sehingga perlunya pendirian pos jaga desa yang dicanangkan pemerintah melalui Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) Luwu Timur sebagai bagian dari Gugus Tugas Percepatan Penanganan covid-19.

Selain dari penghimbauan melalui online dengan perantara aplikasi seperti Bersatu Lawan Covid juga media sosial resmi dinas komunikasi informasi juga secara offline yaitu mendirikan pos jaga desa. Sehingga penghimbauan dan pengawasan protokol kesehatan seperti penggunaan masker, cuci tangan, menghindari kerumunan, dan juga penyemprotan kendaraan warga yang digunakan keluar desa.

Hal ini dilakukan agar pemberian keamanan dan pengawasan yang serius serta pemantauan mobilitas warga baik masuk maupun keluar desa secara masif.

Dengan pendirian pos jaga desa tidak hanya melibatkan aparat desa, tetapi juga dari warga yang tua sampai pemuda. Hal ini merupakan perwujudan dari adanya rasa gotong royong di dalam masyarakat.

Mengingat bahwa Luwu Timur sebagai daerah dengan masyarakatnya yang masih memelihara kearifan lokal. Tidak hanya dari luar rumah, tetapi dari rumah masing-masing warga pun diantisipasi dengan membuat keran air, agar pada saat ada tetangga yang bertamu dapat mencuci tangannya terlebih dahulu.

Terlebih saat menjelang bulan Ramadhan yang lalu, sebagai bulan keberkahan dan kebaikan. Tidak sedikit dari masyarakat yang ingin berlomba-lomba dalam kebaikan dengan pemberian filantropi kepada tetangga, anak yatim-piatu, dan masyarakat yang membutuhkan.

Tidak hanya datang dari masyarakat, filantropi juga berdatangan dari lembaga atau organisasi dan instansi berupa APD (Alat Pelindung Diri) untuk para medis juga sembako kepada warga setempat. Untuk itu selalu ada hikmah dalam bencana wabah ini untuk lebih hidup sehat dan memerhatikan sesama sebagai kodrat makhluk sosial itu sendiri.

Selama pandemi ini banyak sektor yang  terdampak, salah satunya sosial ekonomi. Kini pemerintah mewacanakan kebijakan new normal dalam rangka menjaga stabilitas perekonomian. Munculnya wacana kenormalan baru ini mengajarkan untuk memahami tidak hanya aktivitas yang baru tetapi juga benar.

Pancasila sebagai dasar dan ideologi negara sarat akan nilai serta philosofische grodslag yaitu sebagai pandangan, norma, jiwa yang paling dasar, tetapi juga sebagai “way of life” sehingga mampu menjadi metode dalam laku pikir dan sikap tindak dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

Sebagai hasil galian gagasan oleh Bung Karno, pancasila ini hadir mengejawantahkan daripada nilai luhur dan budaya bangsa indonesia. Serupa menggali nilai keluhuran yang terpendam pada bumi pertiwi, menjadikannya abadi dalam satu kesatuan dengan ciri keIndonesiaan.

Pancasila bukanlah sekedar cita dan ide belaka, yang hanya dikonseptualisasikan tetapi juga butuh dikontekstualisasikan pada setiap diri warga negara, sehingga muncul kesadaran untuk mendukung nilai-nilai adiluhung yang terkandung di dalamnya menjadi perwujudan kehidupan negara yang diharapkan.

Kelima nilai dasar pancasila tidaklah hadir dari perumusan yang singkat dan mudah, tetapi mengingat para founding fathers terlibat dalam sebuah dialektika yang panjang untuk mencapai musyawarah mufakat.

Dari ketangguhan gagasan dengan kejernihan pikiran dan digali dari praktik hidup bangsa Indonesia bukan adopsi dari luar tersebutlah, kemudian tidak mudah dari masa ke masa pancasila membuktikan mampu menjadi solusi terhadap permasalahan bangsa.

Hal ini terlihat dari serentetan sejarah Indonesia dengan bergantinya periode kepala negara dengan berbagai dimensi permasalahannya. Seperti saat ini, Indonesia dan negara lainnya sedang difokuskan pada sebuah permasalahan dan tantangan dari pancasila itu sendiri, yaitu pandemi covid-19.

Ketangguhan dan kedayagunaan dari Pancasila dalam menghadapi covid-19 ini akan terbukti jika didukung upaya sistematis dan terpadu dari segenap komponen bangsa, tidak hanya tugas merawat kelembagaan Pancasila dari pemerintah tetapi juga pelaksanaan menjadi habit kepada warga negara.

Dengan bertepatan munculnya wacana new normal dengan hari kelahiran pancasila pada satu Juni yang lalu, menjadikannya momentum dengan mengaktualisasikan etos gotong royong selama pandemi. Gotong royong merupakan ruh dari pancasila walaupun tidak termaktub secara eksplisit di dalam pancasila juga  tidak menegasikan kelima sila tersebut.

Di dalam masa transisi menuju kenormalan lama ke baru, perlunya penguatan gotong royong demi menciptakan tatanan sosial yang diharapkan. Luwu Timur sebagai sekup tingkatan kabupaten akan dapat melawan pandemi dengan bergandengan tangan dan bekerja sama, kita optimis bangsa Indonesia terkhususnya di Bumi Batara Guru ini dapat bangkit dan kembali menjaga stabilitas nasional.

Kita bangkit, maju, dan menang.